PRAKTIKUM PEKAN KE-3 BAHAN BANGUNAN LAUT (KL 2105)

Pada hari Jum’at, 19 Oktober 2018, Kami kelas BBL 02 melaksanakan praktikum bahan bangunan laut yang pertama pukul 07.00 pagi di Laboratorium Rekayasa Struktur. pada praktikum ketiga ini, kami melakukan 1 modul yang merupakan modul 8, yaitu Rancangan Campuran Beton. Pada modul ini kami dapat merancang campuran beton dengan baik dan benar serta sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah ditentukan agar dapat memenuhi kuat tekan yang diinginkan. Kelompok kami akan merancang campuran beton dengan kuat tekan beton yang disyaratkan adalah K275 atau kuat beton = 275 kg/cm2.

PRAKTIKUM MODUL 8

RANCANGAN CAMPURAN BETON

(Berdasarkan ACI Committee 211)
PENDAHULUAN
Rancangan campuran beton normal pada praktikum kali ini disusun berdasarkan ACI 211. Komposisi / jenis beton yang akan di produksi biasanya bergantung pada berapa hal yaitu:
  • Sifat-sifat mekanis beton keras yang diinginkan, yang biasanya ditentukan oleh perencanaan struktur.
  • Sifat-sifat segar yang diinginkan, yang biasanya ditentukan oleh jenis kontruksi, teknik penempatan / pengecoran dan pemindahan.
  • Tingkat pengendalian (control) di lapangan.
Perancangan campuran beton biasanya dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan komposisi campuran beton yang ekonomis dan memenuhi persyaratan kelecakan, kekuatan, dan durabilitas.
Untuk mendapatkan komposisi campuran beton tersebut perlu dilakukan proses “trial dan error”, yang dimulai dari suatu perancangan campuran dan kemudian diikuti oleh pembuatan campuran awal (trial mix). Sifat-sifat yang dihasilkan dari campuran awal ini kemudian diperiksa terhadap persyaratan yang ada, dan jika perlu, dilakukan penyesuaian / perubahan komposisi sampai didapat hasil yang memuaskan.
FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN
Hal utama yang harus diperhatikan dalam perancangan campuran beton adalah kekuatan beton yang disayarakan. Biasanya kekuatan yang disyaratkan adalah kekuatan beton umur 28 hari. Namun ada pertimbangan lain (misalnya: waktu pelepasan bekisting) yang dapat menjadi alasan untuk memilih kekuatan beton umur selain 28 hari sebagai syarat yang harus dipenuhi. Faktor-faktor lainnya adalah rasio air-semen, tipe kandungan semen,durabilitas, kelecakan, kandungan air, pemilihan agregat dan trial mix. Faktor-faktor ini akan dibahas langsung dalam penjelasan mengenai tahapan mix design yang disampaikan dalam sub-sub berikut ini.
  1. Nilai Perbandingan Air Semen
Nilai perbandingan air semen merupakan parameter dalam perancangan campuran beton. Sifat-sifat beton, seperti kuat tekannya, biasanya membaik dengan menurunnya nilai perbandingan air-semen yang digunakan dalam campuran. Nilai perbandingan air-semen yang sering digunakan lapangan berkisar antara 0,4 – 0,45. Untuk nilai perbandingan a/s < 0,4 dibutuhkan adanya perubahan superplastisizer. Mengurangi nilai a/s suatu campuran merupakan cara termurah untuk mendapatkan beton dengan mutu yang lebih baik. Sifat-sifat beton merupakan fungsi dari nilai perbandingan a/s. Jika nilai a/s menurun maka harga fc’ akan naik. Selain itu, porositas beton juga merupakan fungsi dari nilai perbandingan a/s.
Porositas = Air + Kandungan Semen+ Pori-pori Udara
PERANCANGAN PROPORSI CAMPURAN BETON (Berdasarkan ACI Committee 211)
Langkah 1: Pemilihan Angka Slump
Jika nilai slump tidak ditentukan dalam spesifikasi, maka nilai slump dapat dipilih dari Tabel 8.1 untuk berbagai jenis pengerjaan konstruksi.
JenisKonstruksiSlump (mm)
MaksimumMinimum
Dinding Pondasi,
footing, dinding basemen
7525
Dinding dan Balok10025
Kolom10025
Perkerasan dan lantai7525
Beton dalam jumlah yang
besar (seperti dam)
5025
Pada praktikum ini, jenis konstruksi yang dipilih adalah dinding dan balok, namun nilai minimum slump diganti menjadi 75 mm, sehingga nilai slump rancangan campuran beton kali ini adalah75 – 100 mm.
Langkah 2: Pemilihan Ukuran Maksimum Agregat Kasar
Untuk volume agregat yang sama, penggunaan agregat dengan gradasi yang baik dan dengan ukuran maksimum yang besar akan menghasilkan ronga yang lebih sedikit daripada penggunaan agregat dengan ukuran maksimum agregat yang lebih kecil. Hal ini akan menyebabkan penurunan kebutuhan mortar dalam setiap volume satuan beton.
Dasar pemilihan ukuran maksimum agregat biasanya dikaitkan dengan dimensi struktur. Pada praktikum kali ini, ukuran maksimum agregat kasar yang akan digunakan sebagai rancangan campuran beton adalah 20 mm.
Langkah 3: Estimasi Kebutuhan Air Pencampur dan Kandungan Udara
Jumlah air pencampur persatuan volume beton yang dibutuhkan untuk menghasilkan nilai slump tertentu sangat bergantung pada ukuran maksimum agregat, bentuk serta gradasi sgregat dan juga pada jumlah kebutuhan kandungan udara pada campuran.
Jumlah air yang dibutuhkan tersebut tidak banyak terpengaruh oleh jumlah kandungan semen dalam campuran. Tabel berikut memperlihatkan informasi mengenai kebutuhan air pencampuran untuk berbagai nilai slump dan ukuran maksimum agregat.
Jenis BetonSlump
(mm)
Air (kg/m3)
10 mm12,5 mm20 mm25 mm40 mm50 mm75 mm
Tanpa
Penambahan
Udara
25 – 50205200185180160155140
75 – 100225215200190175170155
150 – 175240230210200185175170
Udara yang
tersekap
(%)
32,521,510,50,3
Dengan
Penambahan
Udara
25 – 50180175165160150140135
75 – 100200190180175160155150
150 – 175215205190180170165160
Udara yang
disarankan
(%)
87654,543,5
Langkah 4: Pemilihan Nilai Perbandingan Air Semen( Menentukan Water Cement Ratio )
Untuk menentukan Water Cement Ratio diperlukan kuat tekan rata-rata (fm). Persamaan yang digunakan seperti yang terdapat di bawah ini:
fm = fc’ + 1,64 Sd
fm : Kuat tekan rata-rata
fc’ : Kuat tekan beton yang direncanakan
Sd : Standar Deviasi
Nilai standar deviasi ditentukan dari tempat pembuatan dan kondisi pembuatan. Standar deviasi dapat dilihat pada Tabel 8.3 sebagai refrensi. Setelah mendapat nilai kuat tekan rata-rata maka dapat dilihat pada tabel 8.4 sebagai refrensi untuk menentukan Water Cement Ratio.
Kondisi PengerjaanStandar Deviasi (MPa)
LapanganLaboratorium
Sempurna< 3< 1,5
SangatBaik3 – 3,51,5 – 1,75
Baik3,5 – 41,75 – 2
Cukup4 – 52 – 2,5
KurangBaik> 5> 2,5

Kuat tekan beton umur
28 hari (MPa)
Rasio Air Semen (dalam perbandingan berat)
Tanpa penambahan
Udara
Dengan penambahan
udara
480,33
400,410,32
350,480,40
280,570,48
200,680,59
140,820,74
Kondisi laboratorium adalah kurang baik, maka diasumsikan bahwa nilai Standar Deviasinya mendekati 2,5. Nilai kua t tekan beton yang disyaratkan adalah 26,977 kg/cm2, sehingga nilai kuat tekon dalam satuan MPa adalah 26,977 MPa.
Screenshot (265)
Setelah memperoleh kuat tekan rata-rata, maka dapat melihat tabel 4.4 dapat diperoleh FAS. Namun, karena kuat tekan 31,077 MPa tidak adapada tabel, maka perlu dilakukan interpolasi.
Screenshot (266)
Maka nilai FAS yang didapat dengan persamaan diatas yaitu 0,584.
Langkah 5: Perhitungan Kadar Semen
Setelah diperoleh FAS dan kadar air, maka kadar semen dapat diperoleh dengan memasukkan kedalam persamaan berikut
Screenshot (267)
Setelah memasukkan kadar air sebesar 200 dan FAS sebesar 0.584,maka diperoleh kadar semen adalah 342,466 .
Langkah 6: Menentukan Estimasi kandungan agregat kasa
Kadar agregat kasar ditentukan pada ukuran maksimum agregat kasar,modulus kehalusan, dan nilai slump. Standar volume persatuan volumebeton agregat kasar dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai referensi. Untuk nilai slump selain 75-100mm, diperlukan faktor koreksi yangdapat dilihat pada tabel 4.6. Setelah didapatkan data dari kedua tabel
maka kadar agregat kasar adalah:
Screenshot (268)
Rancangan campuran beton yang ekonomis bisa didapat dengan menggunakan semaksimal mungkin volume agregat kasar (atas dasar berat isi kering atau dry rodded unit weight) persatuan volume beton. Data eksperimen menunjukkan bahwa semakin halus pasir dan semakin berat ukuran maksimum partikel agregat kasar, semakin banyak volume agregat kasar yang dapat dicampurkan untuk menghasilkan campuran beton dengan kelecakan yang baik.
Ukuran
Maksimum
Agregat Kasar
(mm)
Volume Agregat Kasar (Dry Rodded) per satuan volume beton untuk berbagai nilai modulus kehalusan pasir
2,402,602,803,00
100,500,480,460,44
12,50,590,570,550,53
200,660,640,620,60
250,710,690,670,65
400,750,730,710,69
500,780,760,740,72
750,820,800,780,76
1500,870,850,830,81
Tabel 8.6 Faktor koreksi untuk nilai slump yang berbeda
Slump(mm)Faktor Koreksi untuk Berbagai Ukuran maksimum Agregat
10 mm12,5 mm20 mm25 mm40 mm
25 – 501,081,061,041,061,09
75 – 1001,001,001,001,001,00
150 – 1750,970,981,001,001,00
Volume persatuan volume beton agregat kasar dapat dilihat pada tabel 4.5. Karena nilai slump selain 75-100mm, maka faktor koreksi adalah1. Pada praktikum pekan II modul 3 (Analisis Saringan Agregat Halus dan Agregat Kasar), didapatkan nilai modulus kehalusan pasir adalah 3,34 atau dapat dibulatkan menjadi 3,00, sehingga didapatkan volume agregat kasar (dry rodded) persatuan volume beton adalah 0,60. Selain itu pada praktikum pekan II modul 2 (Pemeriksaan Berat Volume Agregat), didapatkan bahwa berat volume agregat pada keadaan padat adalah 1.460 kg/Liter. Dengan diperoleh volume persatuan volume beton, maka kadar
Screenshot (269)
Langkah 7: Estimasi Kandungan Agregat Halus
Setelah menyelesaikan langkah 6, semua bahan pembentuk beton yang dibutuhkan telah diestimasi kecuali agregat halus. Namun Sebelumnya, estimasilah berat jenis beton segar melalui Tabel 8.7 berikut ini.
Ukuran Maksimum
Agregat (mm)
Estimasi Awal Berat Jenis Beton (kg/m3)
Tanpa Penambahan UdaraDengan penambahan udara
1022852190
12,523152235
2023552280
2523752315
4024202355
5024452375
7524652400
15025022435
Pada penentuan kadar agregat halus, pertama-tama menentukan estimasi berat beton per m3 beton yang diperoleh dari tabel 8.7. Untuk ukuran maksimum agregat kasar 20 mm dan tanpa penambahan udara,estimasi berat jenis beton adalah 2355 kg/m3. Kemudian kadar agregat halus dapat ditentukan dengan persamaan
Screenshot (271)
Screenshot (270)
Maka kadar agregat halus diperoleh 817,4 kg/m3.
Berikut ini adalah tabel perhitungan perencanaan campuran beton (concrete mix design)
NoParameterNilai/Satuan
1Kategori Jenis Struktur275
2Slump Rencana7.5-10 cm
3Rencana Kuat tekan Beton316.789
4Modulus Kehalusan Agregat Halus3.342
5Ukuran Maksimum Agregat Kasar2 cm
6Berat jenis agregat halus SSD2.44
7Berat jenis agregat kasar SSD2.61
8Berat Volume/isi Agregat Kasar1460

NoParameterNilai/Satuan
9Rencana Air Adukan Beton200 kg
10Presentase udaraTerperangkap2.00%
11Perbandingan W/C0.584
12Perbandingan W/C maksimum
13Berat Semen yang Diperlukan [9]/[11]342.466 Kg
14Volume perlu Agregat Kasar bagi 1 m3 beton60%
15Berat agregat kasar perlu [14] x [8]876 Kg/m3 beton
16Volume semen0,001 x [13] / 3,150.109
17Volume air 0,001 x [9]0.2
18Volume Agregat kasar 0,001 x [15]/[7]0.336
19Volume udara[10]0.02
20Volume perlu agregat halus bagi 1 m3 beton0.335

NoParameterNilai/Satuan
21Semen[13]342.466 kg
22Air[9]200 kg
23Agregat kasar kondisi SSD[15]876 kg
24Agregat halus kondisi SSD[20] x [6] x 1000817.4 kg
25Faktor semen [21]/506.85 zak/in3 beton

NoParameterNilai/Satuan
26Kadar air agregat kasar (mk)3.405%
27Absorbsi air agregat kasar (ak)4.49%
28Kadar air agregat halus (mk)6.41%
29Absorbsi air agregat halus (ak)5.38%
30Tambahan air adukan dari agregat kasar [23] x([ak-mk)/[1+mk])9.192 kg
31Tambahan agregat kasar untuk kondisi  lapangan [30]/1000 x [7]x100023.991 kg
32Tambahan air adukan agregat halus [2] x ([ah-mh)]/[1+mh])-7.950 kg
33Tambahan agregat halus untuk kondisi lapangan [32]/1000x[6]x1000-19.588 kg

NoParameterNilai/Satuan
34Semen : [13]342.66 kg
35Air : [22]+[30]+[32]201.203 kg
36Agregat kasar kondisi lapangan : [23]+[31]899.991 kg
37Agregat halus kondisi lapangan : [24]+[33]797.812 kg

NoParameterNilai/Satuan
38Semen12.533 kg
39Air7.383 kg
40Agregat kasar kondisi lapangan32.92 kg
41Agregat halus kondisi lapangan29.181 kg


NoParameterNilai/Satuan
42Sisa air campuran (jikaada)0
43Penambahan air selama pengadukan (jika ada)0.1 kg
44Jumlah air sesungguhnya yang digunakan7.483 kg
45Nilai slump hasil pengukuran10
46Berat isi beton basah waktu pelaksanaan

Comments

Popular posts from this blog

PRAKTIKUM PEKAN KE-4 BAHAN BANGUNAN LAUT (KL 2105)

Korosi Baja Pada Beton Bertulang